Kamis, 28 November 2013

Kereta Api

untuk pertama kalinya aku naek kereta hampir ketinggalan. pagi ini aku nanya ke petugas yang ada di stasiun jam berapa kereta terkahir tujuan stasiun deket rumah, katanya sih jam 19.40. jadi aku nyampe ndek stasiun jam 19.30, tapi baru ja nyampe depan stasiun bunyi tanda kereta mau berangkat sudah bunyi. yah,.,.,. ngebut dah ke loket tiket, ada mbak cantik yang rela antriane aku ambil, hehehe makasi banyak mbak yang gak tau namanya sudah mau bantu aku biar bisa naek kereta ini. di loket gak ada kembalian, karena uangku tinggal 20k, yah aku langsung ja bilang, kembaliane tak ambil rabu aja mbak. gak papa kug yang penting bisa pulang.tapi mbake emang gak mau nanggung kembalian, di ambil deh uang kembalian dari kasir sebelah. sering naek kereta tu gak jaminan bisa datang lebih awal, sekarang itu harus waspada dengan perubahan jadwal kereta yang lebih cepat.

aku akrab sekali dengan kereta api, kebetulan juga jarak rumah dengan stasiun terdekat bisa di tempuh dengan jalan kaki sekitar lima menit. pertama kali aku naek kereta api sama ibuk, yang aku inget hanya ketika kereta sedang berhenti di sebuah stasiun yang dalam waktu lama ( kayaknya sih ndek surabaya ) ada seorang lelaki baik yang selalu mau nurutin kemauanku, sampe-sampe aku di beliin permen sama pria itu dan dia sabar banget ngemong aku ( kata ibuk juga begitu). lalu kalau sama bapak pertama kali kita mau ke madiun, kebetulan waktu hari raya idul fitri. waktu itu aku ndak tau kemana yang jelas setelah shalat ied, aku sama bapak langsung ke stasiun. yang jelas katae aku akan ketemu kakek, dulu aku ngebayangin kalau kakek itu adalah sosok makhluk hidup yang berkumis, berjenggot, serta berpenampilan kekar hehehe... ternyata di dalam kereta itu ndak berisik. beda kalau mendengar suara kereta api di sampingnya, berisik banget seperti ibuk-ibuk yang lagi nawarin dagangannya dengan mood bosster masih menunjuk jarum atas. ketika diperjalanan aku melihat banyak hal yang baru, berbeda dari hal yang biasa aku lihat.  ketika naek kereta api, aku paling penasaran ketika melihat lorong kereta api, karena ada beberapa sambungan yang membuatku penasaran, apakah setiap gerbong itu memiliki susunan yang sama? terus ketika ada seorang yang menawarkan masakan, dimana mereka masak? bagaimana denngan air yang disajikan untuk di minum?pertanyaan yang akhirnya terjawab 15 tahun kemudian.

selain itu ketika naek kereta api, banyak penjual makanan ringan yang menjajakan dagangannya di dalam kereta. dengan berbagai carapun mereka lakukan untuk menarik perhatian anak kecil agar  minta di belikan jajan sama orang tuanya, entah kenapa jika mereka sudah kontakk mata sama anak kecil, dangan otomatis mereka langsung sok akrab, berbicara manis, dan sedikit memuji ( kayak koruptor aja ). dan termasuk aku korbannya, tapi aku gak ngefek, mungkin karena bapak tau kalau aku gak suka jajan, paling kalau aku tertarik sama makanan yang belum pernah aku lihat di rumah. pasti dah di belikan satu, kalau enak ya nambah kalau ndak ya mungkin cukup tau saja rasanya, seperti sate kerang dan gethuk pisang. dua jajanan itu adalah jajanan wajib sampai sekarang kalu aku naek kereta perjalanan jauh, bapak sama ibuk sampai hafal, pasti bilang gini deh " dhan habis ini sudah ada yang jual sate kerang loh, beli berapa entar?" hehehe paling untuk sate kerang cukup beli lima bungkus saja, dari dulu pasti aku beli lima ndak lebih dan ndak kurang. walaupun sudah beda pembuat, sepertinya rasa dari sate kerang itu sendiri tetep sama. terus gethuk pisang, aku kira dulu yang jualan gethuk itu jual lontong , karena bentuk sajiannya seperti lontong hanya saja ukurannya lebih besar, waktu aku nanya ke bapak itu adalah gethuk pisang. pas nyobaen pertama kali gethuk pisang itu, rasanya manis dan beda dari gethuk yang pernah aku rasaen, lembut banget ini gethuk, mungkin karena terbuat dari pisang jadi lembut seperti pisang juga.

hag hag hag mungkin moment apes dari aku naek kereta adalah ketika di rampok sama bonek. dulu aku pengen ke madiun sendirian, karena aku yakin aku udah gede untuk pergi ke rumah saudara yang jauh. malam itu aku udah packing semua keperluan yang akan aku bawa ke madiun, kata ibuk " yakin le mau ke madiun sendirian, apa gak pengen liburan ke tempat lain ajah" hehehe ndak buk aku pengen nyoba petualanganku sendiri. bonek baru ngerubunin keretea ketika pas ndek stasiun surabaya, mungkin mereka mau ke jakarta waktu itu. pas udah sampai caruban aku siap-siap deh ndek dekete pintu kereta, ternyata aku sudah di incer dari tadi. pas aku mau balik duduk lagi, eh ada delapan orang pada megangin aku . gak bisa teriak dan gak bisa ngelawan, anak umur 14 tahun melawan delapan orang yang usiane di atas 20 tahun dan beda tenaga pula. apes dah jam tangan warna biru yang aku suka yang di beliin ibuk di ambil juga, dompet yang aku beli dari hasil nyisihin uang saku sekolah juga di embat juga. dasar rakus amat tu bonek, dan akupun gemeteran bingung dengan apa yang terjadi. ketika turun langsung dah para bonek di saring sama petugas keamanan stasiun, dari banyaknya yang terjaring, gak ada satupun yang mukanya aku inget. iklhasin saja dah, mungkin isi dompet lebih berguna untuk mereka. hehehe tapi pas mau pulang dari madiun ke banyuwangi aku dapet ganti lebih kok dari ibuke eka hag hag hag.

di kereta api itu banyak cerita yang muncul, pernah dah aku di kasih sebungkus nasi pecel Garahan, oleh keluarga yang ndak aku kenal. dengan baik hati mereka membelikan satu bungkus tambahan untuk aku sama kerupuk dan teh gelas juga loh, mungkin karena melihat tampilanku kala itu agak memelas hag hag karena aku kalau pergi jauh lebih suka tampil kayak ndak orang ke urus. beda sama penumpang lain yang kadang pamer hape lah, buka kepi lah, atau pake perhiasan berlebih. selain itu waktu itu pernah juga naek kereta bareng-bareng anak 2C satu kelompok gitu ( WAY IT, NO WHY ). dan akhirnya bertemu teman sekelas juga. dan yang jelas aku juga pernah satu tempat duduk sama seseorang yang aku sukai. hag hag hag

yang jelas sebuah kereta yang sama mampu memberikan banyak cerita. bagaimana dengan cerita keretamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar